B. Seputar COVID-19 pada Anak, Orangtua, dan Kerabat
Bukti ilmiah yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa anak merupakan kelompok dengan angka kejadian COVID-19 paling rendah, dengan angka kejadian berkisar 0,9-1%.
Sampai saat ini belum ada data mengenai jumlah total anak Indonesia positif terjangkit COVID-19.
Tanda dan gejala COVID-19 pada anak sulit dibedakan dari penyakit saluran pernafasan akibat penyebab lainnya. Gejala dapat berupa batuk pilek seperti penyakit common cold atau selesma yang umumnya bersifat ringan dan akan sembuh sendiri.
Penyakit saluran pernafasan menjadi berbahaya apabila menyerang paru-paru, yaitu menjadi radang paru atau yang disebut pneumonia. Gejala pneumonia adalah demam, batuk, dan kesulitan bernafas yang ditandai dengan nafas cepat dan sesak nafas.
Belum tentu. Lakukan pengawasan mandiri, apabila pada anak timbul gejala, lakukan isolasi mandiri dan lapor petugas kesehatan.
Pastikan sudah melapor ke Dinas Kesehatan setempat, umumnya sudah dibantu fasilitas kesehatan yang merawat PDP. Pihak Dinas Kesehatan akan melakukan pemantauan dan pemeriksaan untuk kontak.
Anggota keluarga yang baru pulang dari daerah terjangkit, sebaiknya tetap melakukan pengawasan mandiri selama 14 hari. Apabila timbul gejala, segera lakukan isolasi mandiri, dan pada anak serta anggota keluarga lain juga perlu dilakukan pengawasan mandiri.
Orangtua/pengasuh yang dirawat dengan anak harus tinggal di ruangan setiap saat sampai boleh pulang atau hasil tes negatif. Baik anak dan orangtua harus mengenakan masker bedah/surgical mask saat pergi keluar ruangan dengan alasan apapun. Upaya pencegahan penularan lainnya juga tetap dilakukan.